Recents in Beach

header ads

skripsi


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAPAYA KEC. BUNGAYA KAB. GOWA TAHUN 2012

   
                                                                       BAB I
                                                              PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Angka kemtian ibu(AKI) di indonesia menurut survei demografi kesehatan indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dan bayi adalah yang tertinggi di asia tenggara.
Angka kematian ibu diseluruh dunia menurut penyataan organisasi kesehatan dunia Word Health Organization (WHO) mencapai sekitar 585.000 per tahun saat mereka hamil dan bersalin. Tahun 2007 masih tinggi dibandingkan tahun 2005 yang sebanyak 536.000 ibu meninggal masalah kehamilan dan persalinan. Perbandingan antara kematian ibu di asia tenggara yaitu singapura, hanya 6 per 100.000, malaysia tercatat 41 per 100.000, thailand sebanyak 44 per 100.000 bahkan filipina 170 per 100.000 kelahiran. Sedangkan indonesia tergolong tinggi dan paling tertinggi dengan angka rata-rata 307 per 100.000 kelahiran hidup sampai pertengahan november 2007.
Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan menyaluruh.Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Upaya Menurunkan AKI dan AKB. Departemen Kesehatan menargetkan angka kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang per tahun. Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkanKeadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau 125/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2006 : 1). Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006 : 1)Upaya menurunkan AKI dan AKB beberapa upaya telah dilakukan.
Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada Tujuan Jaminan Persalinan ini adalah meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB (Angka Kematian Bayi) melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan.
Angka tersebut diatas menempatkan indonesia pada urutan teratas di antara negara-negara ASEAN, bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2011, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit dicapai (Profil Kesehatan Propinsi Sul-sel 2010).
Hal senada ibu propinsi Sul-sel tahun 2006 yang masih cukup tinggu yaitu 153 orang, dimana terbanyak atau 77 kasus disebabkan perdarahan dan yang lainnya karena pre eklamsia dan infeksi (Dinas Kesehatan Propinsi Sul-sel 2010).
Oleh karena itu, UNICEF Makassar bersama Dinkes Sul-sel bekerja sama menyatukan keduanya (bidan dan dukun) agar saling berbagi tugas sesuai dengan kemampuannya untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, karena keduanya memiliki kelebihan masing-masing.
Di Kabupaten Gowa persalinan dukun sebesar 75% sampai 80% terutama di daerah pedesaan. Pertolongan persalinan oleh dukun menimbulkan berbagai masalah dan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal. Dapat dipahami bahwa dukun tidak dapat mengetahui tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan (Profil Dinas kesehatan Kab. Gowa)
Keberhasilan dari kegiatan kemitraan Bidan – Dukun adalah ditandai dengan adanya kesepakatan antara Bidan dan dukun dimana dukun akan selalu merujuk setiap ibu hamil dan bersalin yang datang. serta akan membantu bidan dalam merawat ibu setelah bersalin dan bayinya. Sementara Bidan sepakat untuk memberikan sebagian penghasilan dari menolong persalinan yang dirujuk oleh dukun kepada dukun yang merujuk dengan besar yang bervariasi.
Program Kemitraan Bidan Dukun merupakan salah satu program untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Kemitraan Bidan dan Dukun adalah suatu bentuk kerjasama antara bidan dan dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dan dukun serta melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada.
Mengingat peran dukun di masyarakat sangat penting dan cukup dipercaya oleh masyarakat, maka perlu dijalin kerjasama yang baik antara dukun dengan tenaga kesehatan, khususnya bidan desa sehingga dapat membantu kelancaran tugas seharihari dari bidan dan sekaligus membantu untuk merencanakan tugas-tugas lainnya yang menjadi tanggung jawab bidan.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita maka semua persalinan ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan sekarang ini masih dalam dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan sekarang ii masih dalam batas pemaknaan transfer ilmu pengetahuan, masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Berarti belum ada dalam bentuk  kesepakatan uraian tugas dan fungsi masing-masing, juga belum mengarah pada aih peran pertolongan persalinan secara optimal.
Namun kekhawatiran dimasa mendatang pembinaan yang dilakukan oleh bidan justru memberikan peran baru bagi dukun bayi, menambah presentase dan menaikkan status mereka bahkan semakin menambah kepercayaan merekan menjalankan profesinya sebagai dukun bayi.
Puskesmas Sapaya Kec. Bungaya Kab. Gowa merupakan Puskesmas yang terletak di dataran tinggi kabupaten Gowa dimana Jumlah persalinan diwilayah Kerja Puskesmas Sapaya pada tahun 2011 yaitu sebanyak 332 persalinan, dimana Persalinan yang ditolong oleh Bidan sebanyak 70% dan dukun sebanyak 30% persalinan.
Sebagaimana sambutan ketua umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dalm buku 50 tahun IBI bahwa “ kemitraan bidan dan dukun harus di upayakan dengan target 90% persalinan ditolong oleh bidan”, tapi kenyataannya sejak kemitraan dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Sapaya, ternyata angka pertolongan persalinan oleh Non nakes/Dukun 21% masih tinggi dibandingkan dengan tenaga kesehatan/bidan 79%, melihat latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongan persalinan diwilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa.

B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa Tahun 2012
2.    Apakah ada hubungan antara kebiasaan ibu dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa Tahun 2012
3.    Apakah ada hubungan antara Jarak ke palayananan Kesehatan  dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa Tahun 2012

C.    TUJUAN PENULISAN
1.    Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja puskesma Sapaya Kec. Bungaya Kab. Gowa Tahun 2012
2.    Tujuan Khusus
a.    Diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongna persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa Tahun 2012
b.    Diketahui hubungan antara Kebiasaan ibu dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongna persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa Tahun 2012
c.    Diketahui hubungan antara Jarak ke palayananan Kesehatan  dengan kemitraan bidan dan dukun dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa Tahun 2012

D.    MANFAAT PENELITIAN
1.    Bagi Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang sangat berharga bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya yang  berhubungan dengan Kemitraan Bidan dan Dukun
2.    Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan atau bahan bacaan dan menambah pengetahuan bagi Institusi Prodi DIV Bidan Pendidik Stikes Mega Resky Makassar.
3.    Manfaat Praktis
Di harapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumber informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standarisasi palayanan kesehatan, menjadi sumber informasi bagi Puskesmas Sapaya, Kec. Bungaya, Kab. Gowa.

Posting Komentar

0 Komentar