MAKALAH ASKEB 1 (faktor fisik yang mempengaruhi dalam kehamilan)
n
MAKALAH ASKEB 1 (Kehamilan)
Faktor – faktor Fisik yang Mempengaruhi Kehamilan :
a. Status Kesehatan
b. Status Gizi
c. Gaya Hidup
Disusun Oleh Kelompok 1 (A) :
1. AMELIA PRAMESWHARI
2. ANDHIKA DELIMA
3. BUNGA PUSPITA SARI
YAYASAN
MITRA HUSADA
TENGGARONG AKADEMI
KEBIDANAN KUTAI HUSADA
TENGGARONG
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat karunia
dan hidayah Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah “ ASUHAN KEBIDANAN 1 (Kehamilan) ‘’ini. Selain
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK
KLINIK, makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM KEHAMILAN secara lebih mendalam .
Makalah ini memuat tentang FAKTOR-FAKTOR yang MEMPENGARUHI dalam KEHAMILAN. Mulai dari pengertian tentang Faktor Fisik dan juga bagian-bagian yang menyangkut dalam permasalahan Faktor Fisik
itu sendiri.Sekian dan terima kasih kami ucapkan. Kritik dan saran
selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat
bermanfaat bagi kita semua. amin
Tenggarong , 6 Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................ 1
1.4 Sistematika Penulisan........................................................ 2
BAB 2 ISI
2.1 Status Kesehatan................................................................ 3
2.2 Status Gizi.......................................................................... 9
2.3 Gaya Hidup........................................................................ 10
2.3.1 Subtance Abuse......................................................... 10
2.3.2 Perokok..................................................................... 11
2.3.3 Hamil diluar Nikah................................................... 12
2.3.4 Kehamilan tidak diharapkan..................................... 12
2.3.5 Kebiasaan Minum Jamu........................................... 19
2.3.6 Mitos atau Kepercayaan Tertentu............................ 19
2.3.7 Pekerjaan atau Aktivitas Sehari-hari........................ 20
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................ 21
3.2 Saran.................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status
kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan
kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang
aktual. Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak
semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat
dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu
tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya
(faktor sosial budaya dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi
para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa
antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses
persalinan nanti.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor fisik apa saja yang memengaruhi masa kehamilan?
2. Seberapa besar pengaruh faktor fisik dalam menjaga kehamilan?
3. Apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil?
4. Bagaimana faktor fisik memengaruhi kesehatan ibu hamil?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor-faktor fisik apa saja yang memengaruhi kehamilan
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor fisik dalam menjaga kehamilan
3. Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui pengaruh faktor fisik terhadap kesehatan ibu hamil
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Maslah
1.3 Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 ISI
2.1 Status Kesehatan
2.2 Status Gizi
2.3 Gaya Hidup
2.3.1 Subtance Abuse
2.3.2 Perokok
2.3.3 Hamil diluar Nikah
2.3.4 Kehamilan tidak diharapkan
2.3.5 Kebiasaan Minum Jamu
2.3.6 Mitos dan Kepercayaan Tertentu
2.3.7 Pekerjaan atau Aktivitas Sehari-hari
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
ISI
2.1 Status Kesehatan
Status
kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan. Kesehatan ibu
selama hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh
kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin.
a. Faktor Usia
1) Segi negatif kehamilan di usia tua
a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35
tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya.
Hal ini turut mempengaruhi kondisi janin.
Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat (25-30 tahun). Jika
pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan perkemihan dan perkembangan buah kehamilan, maka
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR) atau kehamilan di luar kandungan yang berakibat berat bayi lahir
rendah (BBLR).
b) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
fisik ibu. Jika ibu mengalami penurunan kondisi,
terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia
lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar
diwaspadai.
2) Segi positif hamil di usia tua
a) Kepuasan peran sebagai ibu
b) Merasa lebih siap
c) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi
lebih baik
d) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
e) Mampu mengambil keputusan
f) Karir baik, status ekonomi lebih baik
g) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
h) Periode menyusui lebih lama
i) Toleransi pada kelahiran lebih besar
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit
yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai
contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya
kehamilan adalah :
1.
Hipertensi (merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan disatolik menggambarkan resistensi
perifer, sedangkan tekanan sistolik, menggambarkan besaran curah
jantung. Dan dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin. Atau disebut juga kelainan
vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan
atau pada permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah ini
hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini
ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria,
edema, convulsi, kejang, koma, nyeri kepala, gangguan penglihatan,
hiperrefleksia, penyakit ginjal hipertensif atau gejala-gejala lain.
Yang diklasifikasikan menjadi beberapa hipertensi dalam kehamilan
seperti : hipertensi kronik (malaria serebral, tetanus, epilepsi dalam
kehamilan), pre- eklampsia berat dan ringan, eklampsia, hipertensi
kronik dengan superimposed pre- eklampsia, hipertensi gestasional, hipertensi esensial ringan dan sedang.)
2. Penyakit
Jantung (memperberat kehamilanya karena jantung yang tidak normal tidak
dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan fisiologis seperti : hipervolemia (peningkatan volume plasma yang abnormal dalam tubuh) penyakit jantung pada kehamilan memyebabakan terjadinya abortus (keguguran), payah jantung atau dekompensasi kordis, prematuritas (lahir tidak cukup bulan), dismaturitas (lahir tidak cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah), lahir dengan apgar rendah atau lahir mati, kematian janin dalam rahim (KJDR).)
3.
Diabetes Melitus (gangguan ini juga bisa dialami ibu hamil yang
sebelumnya tidak punya riwayat diabetes. Gejala diabetes terhadap
kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami kelainan kongenital (cacat
bawaan), pre- eklampsia (kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin, dan selama masa nifas yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi atau hipertensi, protein dalam kemih atau proteinuria, dan
penimbunan ciaran selama kehamilan atau edema.), polihidramnion, infeksi
saluran kemih, persalinan sectio caesaria atau sesar, trauma persalinan akibat bayi besar.)
4. Anemia
(dalam kehamilan ialah kondisi ibu denagn kadar Hemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr% pada trimester 2.
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi bersifat
multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk,
atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati.
Penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup,
absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang,
kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik.
Penyebab tersering kedua adalah anemia megabolistik yang disebabkan oleh
defisiensi asam folat, dan defisisensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui adalah hemoglobinopati, proses
inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan. Penyebab anemia umumnya
adalah : kurang gizi, kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi,
kehilangan darah yang banyak(persalinan yang lalu, haid,dan lain-lain),
penyakit-penyakit kronik(TBC paru, cacing usus, malaria, talasemia, kanker sel darah putih atau leukemia, hemoestasis dan kelainan pembekuan darah, dan lain-lain.)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan adalah : keguguran, partus
prematurus, inersia uteri dan partus lama, atonia uteri dan meyebabkan
pendarahan, syok, afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia,
infeksi intrapartum dan dalam masa nifas, bila terjadi anemia gravis
(Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung, yang bukan saja menyulitkan
kehamilan, bahkan bisa fatal.
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah : anemia defisiensi besi(62,3
%), anemia defesiensi asam folat, anemia megaloblastik(29,0 %), anemia
hipoplastik(8,0 %), anemia hemolitik(sel sickle) (0,7 %).
5.
Penyakit Menular Seksual atau PMS ( dalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.
PMS merupakan salah satu penyebab infeksi saluran reproduksi atau ISR,
tapi tidak semua PMS menyebabkan ISR, dan sebaliknya tidak semua ISR
disebabkan PMS.
Hampir
seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati
seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik
generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin,
seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan.
Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat
mematikan.
Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore
seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS
dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul
(PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Berdasarkan
Penyebabnya PMS dibedakan menjadi : gonore, sifilis, trikomoniasis,
ulkus mole, herpes genitalis, kondiloma akuminata, infeksi HIV dan AIDS,
kandidosis vaginalis, vaginosis bakterial, non gonokokal servisitis,
limfogranuloma inguinal.)
c. Kehamilan ganda (Multiple)
Pada
kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya
kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus
ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain. Biasanya
kehamilan multiple mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses
persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio caesaria) lebih
dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses
persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika
dibandingkan
dengan kehamilan tunggal mengingat adanya kemungkinan terjadinya
persalinan secara SC. Selain itu risiko adanya kematian dan cacat juga
harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam
merawat bayi akan terjadi karena itu harus berkonsentrasi dua kali
lipat dari pada bayi tunggal, namun adanya keunikan-keunikan
akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
Terdapat 2 jenis kehamilan ganda, yaitu : hamil ganda
monozigotik(satu
telur, identik), hamil ganda dizigotik(dua telur, fraternal). Masalah
yang ditimbulkan dari kehamilan ganda ini adalah : partus prematurus,
pre- eklampsia/eklampsia, anemia, malpresentasi, perdarahan pasca
persalinan.
d. Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat rentan
terhadap penularan selama proses kehamilannya. Transmisi HIV dari ibu
kepada janin dapat terjadi intrauterine(5-10%), saat persalinan(10-20%),
dan pascapersalinan(5-20%). Kelainan yang terjadi pada janin adalah
berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan abortus
spontan.
2.2 Status Gizi
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil
agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi
persalinan dengan aman.
Selama
proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting yang hanya
dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan informasi
ini kepada ibu karena terkadang pasien kurang memperhatikan kualitas
makanan yang dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era sekarang ini
lebih mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas makanan yang
dikonsumsi.
Pemenuhan
gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan
ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk
menyusui misalnya sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut
konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina
bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun berisiko.
Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah,
sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta.
b. Energi
Diet
pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja. Tetapi
pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. hal ini juga efektif
untuk menurunkan kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan kematian
perinatal.
c. Protein
Pembentukan
jaringan baru di janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar
910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram
protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (Fe)
Pemberian
suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah
otot, setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg),
minimal 90 tablet selama hamil.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian
suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual
(IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang.
g. Pemberian yodium pada daerah dengan edemik kretinisme.
2.3 Gaya Hidup
Selain
pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan
seorang wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
2.3.1 Subtance Abuse
adalah
perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang
membahayakan ibu hamil.
Beberapa
jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau
membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara teratur,
misalnya untuk mengatasi epilepsy (penyakit ayan) atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat memutuskan untuk hamil. Aspirin (obat penenang atau stress) dan sulfanilamide (anti biotik) cukup aman pada awal kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.
Partner abuse
Partner abuse
merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan dapat
terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga dapat
terjadi rasa nyeri dan trauma. Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari
wanita yang hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil dapat berupa langsung
maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan kerusakan
fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta (terlepasnya
plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan lebih
dari 28 minggu), fraktur tulang , rupture uteri dan perdarahan;
sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan
kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga
dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi
merokok, serta meminum alkohol.
Bullock
dan Mc. Failane (1989) menemukan prevelansi yang meningkat untuk bayi
dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan
wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang
rendah umur yang terhitung masih muda, dan hamil di luar nikah.
2.3.2 Perokok
Ibu
hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi
akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa
ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan
perokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran
premature (bayi belum cukup bulan atau lahir sebelum waktunya), BBLR bahkan kematian janin.
2.3.3 Hamil diluar Nikah
Jika
kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal
positif yang akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita
waspada akan adanya keguguran (abortus), premature (bayi lahir belum cukup umur)
dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir bisa
dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu
kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak
terjadi postpartum blues atau seorang wanita yang tidak menerima kehadiran anaknya karena depresi saat dalam masa nifas dan setelah melahirkan .
2.3.4 Kehamilan tidak diharapkan
Kehamilan
dan kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu anugerah. Seorang wanita
yang sedang hamil pasti sangat bahagia karena didalam tubuhnya ada
sebuah kehidupan yang sedang dinantikan kelahirannya. Makhluk kecil
inilah yang nantinya membuat pasangan suami istri berubah status menjadi
orang tua dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidup ini. Akan
tetapi ada beberapa orang khusus yang terkadang menyesali kehamilannya.
Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak
dikehendaki dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita,
terutama jika dukungan dari keluarganya amat kecil dan struktur
emosionalnya terganggu. Wanita tersebut dapat merasakan putus asa karena
kehamilannya mungkin mempengaruhi pendidikan, rencana karir, atau
situasi ekonominya. Ia juga dapat merasakan kecemasan, depresi, marah,
malu atau bersalah walaupun lingkungan sosial sekarang memandang
kehamilan tidak sebagai noda seperti masa lalu.
Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup kehamilan yang
tidak diharapkan :
a.) Kalangan Remaja
Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman
untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun
merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak
merugikan. Salah satu resiko dari perilaku seks pra nikah atau seks
bebas adalah kehamilan dan kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya
bisa merampas “kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh
setiap remaja lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri
dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan
merasakan dampaknya karena harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini ada 2
hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami kehamilan tidak
diharapkan :
(1) Mempertahankan kehamilan
(2) Mengakhiri kehamilan
Semua
tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat membawa resiko baik
fisik, psikis, sosial. Bila kehamilan diakhiri (aborsi) dapat
mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
(1) Resiko perdarahan karena mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak aman menurut medis.
(2) Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan / bahkan lubang didinding rahim.
(3) Gangguan haid bila pergerakan dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
(4) Infeksi yang terjadi kaibat kelalaian / kurang terampilnya dokter yang menangani.
b.) Wanita Dewasa / Ibu yang Sudah Menikah
Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang ibu tidak menghendaki kelahiran anak, yaitu :
1. Ibu
merasa akan mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat atau
merasa anak dapat menghambat cita-citanya dalam berkarya karena waktu
itu biasanya hanya untuk mengurusi anak.
2. Kekhawatiran
mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak anak sedangkan
keuangan rumah tangga sangat minim sehingga muncul kekhwatiran akan
penghidupan yang layak dan pendidikan anak berkelanjutan.
3. Ibu
muda biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat tubuhnya
tidak sebagus dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa hidupnya
tidak bebas lagi jika mempunyai anak.
4. Kegagalan
alat kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
pemilihan alat kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat
pencegah kehamilan seperti pil KB. Kehamilan resiko tinggi merupakan
salah satu faktor kehamilan tidak diharapkan. Kehamilan resiko tinggi
adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya
(baik bagi ibu maupun bayinya ), akan terjadi penyakit atau kematian
sebelum maupun ssudah persalinan.
Faktor resiko sebelum kehamilan :
1. Masalah
pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama
pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Contoh :
a. Jika
sesorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5
kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita
menderita diabetes, maka resiko keguguran atau resiko kematian ibu
maupun bayi meningkat.
b. Jika seseorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik ( hemolytic
desease of new born) adalah abnormal pecahnya sel darah merah pada
janin atau bayi yang baru lahir. Hal ini biasanya karena antibodi yang
dibuat oleh ibu ditujukan terhadap sel darah merah bayi. Hal ini
biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas Rh atau terjadi ketika ada
ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi, yaitu perbedaan antara
golongan darah Rh ibu dan bayi.Penyakit hemolitik dari Bayi juga disebut
eritroblastosis fetalis(Widness, 2008). maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama lebih besar karena tubuh ibu telah membentuk antibody. )
2. Karakteristik ibu
a. Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan
Anak
perempuan berusia 15 tahun atau kurang, lebih rentan terhadap
terjadinya pre eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan drah
tinggi, protein dalam kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan
eklampsi (kejang akibat pre eklampsi), mereka juga lebih mungkin
melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
Wanita
yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentang terhada tekanan darah
tinggi, diabetes di dalam rahim serta lebih rentan terhadap nggaguan
persalinan dan resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya
sindroma down) semakin meningkat.
b. Seorang
wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50
kg, lebih mungkin melahirkan bayi kecil dari usia kehamilan. Sebaliknya,
seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga
memyebabkan meingkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah
tinggi selama kehamilan.
c. Seorang
wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin
memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki
resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan premature (bayi
lahir belum cukup umur) dan melahirkan bayi yang sangat kecil.
d. Pendarahan saat hamil
Penyebab pendarahan paling sering pada trimester III :
(1) Kelainan letak plasenta
(2) Pelepasan plasenta sebelum waktunya
(3) Penyakit pada vagina atau leher rahim( misalnya infeksi )
Berdasarkan
dari penyebabnya, perdarahan saat hamil yaitu : perdarahan pada
kehamilan muda(kehamilan kurang dari 22 minggu), perdarahan antepartum
atau hamil tua(kehamilan diatas 28 minggu atau lebih) yaitu seperti
perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan(plasenta previa, solusio
plasenta, perdarahan pada plasenta letak rendah, pecahnya atau ruputra
sinus marginalis, rupture vasa previa, insersio velamentosa, plasenta
sirkumvalata), perdarahan yang tidak berhubungan dengan
kehamilan(ruptura varises vagina, perdarahan polip servikalis,
perdarahan pada perlukaan serviks, perdarahan karena keganasan serviks,
erosio, dan trauma.)
e. Batuk-batuk lama pada malam hari, kemungkinan
TBC
Penyakit
TBC paru dapat menimbulkan masalah pada wanita itu sendiri, dan
masyarakat sekitarnya. Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh
terhadap cepatnya perjalanan penyakit ini. Banyak wanita tidak mengeluh
sama sekali. Keluhan yang sering di temukan adalah batuk-batuk yang
lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, hemoptisis,subfebris,
berat badan menurun, kadang ada batuk darah dan sakit dada.
Kehamilan
tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Namun, pada kehamilan
dengan infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR, dan berat badan lahir
rendah serta resiko kematian perinatal. Infeksi TBC dapat menginfeksi
plasenta, biasanya dalam brntuk granuloma. Bentuk tuberkel jarang
menginfeksi plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan infeksi pada janin
yang menyebabkan tuberkulosis kongenital. Tuberkulosis kongenital juga
termasuk bayi yang terinfeksi dari aspirasi sekret pada proses
persalinan.
f. Kelainan pada cairan ketuban
Air
ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan
menekan diagfragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan
yang berat pada ibu dan terjadinya persalinan premature (bayi lahir
belum cukup umur). Air ketuban terlalu banyak cenderung terjadi pada :
(1) Ibu yang menderita diabetes yang tidak
terkontrol.
(2) Kehamilan ganda
(3) Inkompatibilitas rh
(4) Bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kalainan sistem saraf)
Air ketuban terlalu sedikit ditemukan pada :
(1) Bayi yang memiliki hambatan
pertumbuhan
(2) Bayi yang meninggal dalam
kandungan
Kelainan
pada cairan ketuban, yaitu : oligo hidramnion(air ketuban kurang dari
normal), hidramnion(jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal),
ketuban pecah dini(pecahnya ketuban sebelum in partu.)
c.) Perkosaan (Serangan Seksual)
Perkosaan
adalah “ persetubuhan” ( persetubuhan sebenarnya adalah atau penetrasi
labia oleh penis) atau seorang wanita tanpa persetujuannya dan dengan
paksaan melalui rasa takut, kekuatan atau penipuan. Pemerkosaan sering
terjadi pada anak besar kelompok umur menarche atau adolesen ( 14-17).
Tindak
perkosaan pada anak biasanya disertai dengan penganiyaan seksual dalam
bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini sering di temukan, yang
mula-mula merupakan masalah anak kecil baru diketahui setelah riwayat
penganiyaan yang agak lama.
Di
sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan
terlarang dan alkohol yang mempengaruhi pikiran sehingga hanya di penuhi
hawa nafsu. Tindak perkosaan pasti menimbulkan trauma fisik pada
korban. Korban perkosaan mempunyai resiko tinggi menjadi tidak mampu
melakukan aktivitas seksual secara normal pada kehidupan di masa datang.
Penularan penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya trauma perineum,
biasanya akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang (
yaitu trauma non koital).
Cedera
pada setengah posterior perineum ( frenulum labiorum pudendi posterior,
hymen dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan dengan penetrasi penis (
abrasi, eritema, dan laserasi ). Dan tidak menutup kemungkinan, wanita
tersebut hamil meskipun pada akhirnya banyak di antara mereka yang
menggugurkan kandunganya dengan tidak aman.
2.3.5 kebiasaan minum jamu
merupakan
salah satu kebiasaan yang berisiko bagi ibu hamil karena efek minum
jamu dapat membahayakan tubuh kembang janin seperti menimbulkan ke
cacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung
janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester 1
selain efek pada janin juga pada ibu hamil misalnya keracunan, syok,
pendarahan. Efek tersebut dapat terjadi di karenakan zat-zat tertentu
pada jamu baik herbal maupun zat yang lain.
2.3.6 Mitos atau kepercayaan tertentu
ada
beberapa mitos yang membahayakan kehamilan dan ada yang mendukung
pemeliharaan kesehatan saat hamil. Hal ini sangat di pengaruhi oleh
lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu contoh tidak boleh
makan-makanan yang berbau amis, tidak boleh memotong rambut dan
sebagainya. Mitos yang mendukung di perbolehkan sedangkan yang
membahayakan kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan
kesehatan.
2.3.7 Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
Bagi
ibu hamil bukan hanya pekerjaan di luar rumah tetapi juga pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga termasuk pekerjaan sehari-hari di rumah dan
mengasuh anak. Sering ada rekomendasi mengurangi aktivitas ibu hamil
dengan riwayat melahirkan BBLR tetapi tidak efektif. Yang penting
diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal
yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan bagi ibu hamil adalah
aktivitasnya berisiko pada kehamilan contoh berdiri lama sepanjang hari,
pekerjaan dengan paparan radiasi. nasehat yang penting di sampaikan
adalah bahwa ibu hamil tidak boleh melakukan aktivitas tetapi cermati
apakah pekerjaan yang dilakukan berisiko atau tidak.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita
hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem
tubuhnya. Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap
pertumbuhan janin dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang
berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
1. Status kesehatan
2. Status gizi
3. Gaya hidup
3.2 Saran
Sebagai
seorang tenaga medis khususnya bidan harus mampu membentuk suatu
manajemen yang baik agar permasalahan – permasalahan kesehatan pada
pasien yang terkhusus pada ibu hamil dapat diatasi dengan baik. Sehingga
menciptakan kenyamanan dan memberikan kesejahteraan bagi pasien atau
klien. Dengan menerapkan tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan
bagi klien khususnya ibu hamil dengan melihat lebih luas arti dan maksud
dari faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, seperti yang dibahas
dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
2. MIMS Bidan. Edisi pertama. 2010
5. Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha Medika
6. Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC
7. Sources:
U.S. Department of Health and Human Services - Public Health Service,
Rockville, MD 20857; The Upjohn Company; Contraceptive Technology by R.
Hatcher et al, Chapter 4, 16th Revised Ed., 1994; Medical Institute for
Sexual Health, P. O. Box 4919, Austin, TX, 78765; MedicineNet.com;
Centers for Disease Control (CDC). Updated: Sept 2, 2002
10. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
11. Yulaikhah, Lily. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
12. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
13. Prawirohardjo,
Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
1 Komentar
ijin yah...partner abusenya aku copy yah...
BalasHapus